NIlai-nilai dalam HAM


Pendahuluan

Materi "Nilai-nilai dalam HAM" dilaksanakan pada minggu ke 3 Oktober. Pastikan setiap siswa melakukan presensi pada pertemuan sesuai dengan jadwal pelajaran Pendidikan agama Kristen. Selamat Belajar, Tuhan Yesus Memberkati.

Kompetensi dasar

1.1 Menerima demokrasi dan HAM sebagai anugerah Allah.

2.1 Mengembangkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi dan HAM.

3.1 Memahami arti demokrasi dan HAM serta mengenali berbagai bentuk pelanggaran demokrasi dan HAM yang merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia.

4.1 Membuat karya yang berkaitan dengan menerapkan sikap dan perilaku yang menghargai demokrasi dan HAM.

Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Discovery Learning peserta didik diharapkan dapat Memahami arti demokrasi dan HAM serta mengenali berbagai bentuk pelanggaran demokrasi dan HAM yang merusak kehidupan dan kesejahteraan manusia, mengembangkan perilaku yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi dan HAM, membuat karya yang berkaitan dengan menerapkan sikap dan perilaku yang menghargai demokrasi dan HAM, yang disertai menerima demokrasi dan HAM sebagai anugerah Allah dengan rasa rasa ingin tahu, tanggung jawab, displin selama proses pembelajaran, bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap responsif (berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomukasi dan bekerjasama dengan baik

Presensi Siswa

Untuk melakukan absensi klik tombol Absensi Siswa dibawah ini. Presensi dilakukan sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah ditentukan

materi pembelajaran


Bacaan alkitab

Bacalah Kisah 1 Raja-Raja 3:16-28 sebelum memulai belajar, kemudian dilanjutkan dengan Doa.

Materi pembelajaran

NILAI-NILAI DALAM HAM

A. Nilai Religius

Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri seseorang sejak ia dalam kandungan ibunya. Hak itu diberikan oleh Allah dan tidak boleh diambil oleh siapa pun. Bahkan oleh ibu

yang melahirkannya. Allah yang memberinya kehidupan dan memelihara dalam anugerah-Nya Napas kehidupan itu adalah milik dan hak Allah. Barangsiapa mengambil wewenang Allah tentu akan berhadapan dengan Allah, yang berdaulat atasnya. Hukum ke-6 “jangan membunuh” adalah larangan terhadap perbuatan membunuh seseorang. Sebaliknya, hukum ini mengandung perintah untuk saling memelihara kehidupan manusia.

Nilai religius dalam HAM adalah sikap dan perilaku untuk menghormati Allah, Sang Pencipta. Nilai-nilai religius ini dapat dibangun dengan cara menaati perintah Allah, menuruti kehendak Allah, dan membangun persekutuan pribadi yang intim dengan-Nya. Setiap orang yang mengenal Allah akan hidup dalam takut akan Allah. Setiap orang yang hidup takut akan Allah akan mengenal dirinya sebagai gambar dan rupa Allah. Ia akan menghormati dirinya sendiri sebagai wujud menghormati Allah dan menghargai orang lain karena menghorm Penciptanya. Sikap ini membangun perilaku yang menghargai kehidupan dan tidak akan semena-mena terhadap orang lain. Menghormati hak hidup orang lain adalah perwujudan nilai religius sekaligus pemenuhan kewajiban terhadap orang lain. Alkitab memberikan contoh perilaku yang tidak menghormati HAM karena tidak memiliki nilai religius, tidak takut akan Allah.

Dalam 1 Raja-Raja 21, Alkitab mencatat peristiwa yang terjadi antara Nabot, Raja Ahab dan Ratu Izebel. Nabot, pemilik kebun anggur yang menaati hukum Allah, tidak bersedia memberikan milik pusaka nenek moyangnya sekalipun kepada Raja Ahab. Hal ini membuat Raja Ahab murung, bersedih, dan tidak mau makan (1 Raj. 21:2-4). Ahab tahu bahwa tindakan Nabot benar. Mestinya raja turut menjaga agar rakyatnya mematuhi hukum yang ada. Tetapi Ratu Izebel, istri Ahab, tidak takut akan Tuhan sebab ia berasal dari bangsa lain dan penyembah berhala.

Izebel membuat persekongkolan untuk memfitnah Nabot (1 Raj. 21:8-13) sehingga Nabot dirajam batu sampai mati. Dengan demikian, Ahab dapat memiliki kebun anggur Nabot yang subur itu. Perbuatan ini sangat tercela di hadapan Allah sehingga Allah mengutus Nabi Elia untuk menyampaikan hukuman yang akan diterima oleh keluarga dan keturunan Ahab (1 ] 21:17-29).

B. Menghargai Sesama

Menghargai HAM, memenuhi tuntutan HAM, otomatis akan menghargai dan menghormati sesama sebagai gambar dan rupa Allah dan ciptaan milik Allah. Harkat manusia sebagai ciptaan yang segambar dan serupa dengan Allah menempatkan manusia pada harkat dan martabat yang mulia. Dengan ini, manusia memiliki hak asasi yang tidak dapat ditiadakan oleh siapa pun. Bersamaan dengan itu, hadir kewajiban yang harus dilaksanakan agar hak asasi orang lain terpenuhi. Oleh karena itu, setiap orang harus bersikap dan berperilaku yang mencerminkan sikap menghargai dan menghormati orang lain sebagai wujud ketaatan kepada Allah, Sang Pencipta.

Tuhan Yesus bersikap adil kepada semua orang. Kepada perempuan Samaria Ia bercakap-cakap dan memberitakan Kerajaan Allah, tentang air hidup yang tidak akan membuat orang kehausan, dan bersedia menjelaskan kebenaran. Apa yang diajarkan Tuhan Yesus kepada orang Yahudi, disampaikan juga kepada perempuan Samaria ini (Yoh. 4:1-42). Yesus memberikan apa yang menjadi hak perempuan ini, yaitu Allah mengasihi dan merancang keselamatan baginya juga. Kepada siapa pun yang ditemui, Tuhan Yesus memperlakukannya sama, tanpa pandang bulu. Zakheus, Marta, Maria, Lazarus, orang yang sakit kusta, Yairus, janda di Nain, anak-anak, atau Yudas dan Petrus. Semua mendapatkan perlakuan yang sama dari Yesus. Yesus menghargai semua orang.

Dalam bagian ini, kamu diminta melakukan observasi atau pengamatan terhadap orang- orang di sekitarmu, khususnya di lingkungan kelas dan sekolah. Semua terkait dengan nilai menghargai sesama dalam rangka melaksanakan pemenuhan HAM kepada semua orang. Hasil observasimu harus dilaporkan secara tertulis. Jika diperlukan, sertakan foto sebagai bukti otentikmu.

C. Keadilan

Hak asasi manusia dimiliki oleh semua orang, tanpa perbedaan apa pun. Ini berlaku secara universal, di mana pun dan kapan saja, baik dalam keadaan suka maupun duka. Pemenuhannya pun harus berkeadilan bagi segenap umat manusia. Untuk itu, semua orang harus memiliki nilai keadilan. Sebab setiap orang mempunyai kewajiban yang sama baik terhadap diri sendiri menghargai kehidupan pribadi maupun terhadap orang lain, menghargai semua orang ta membeda-bedakan.

HAM dengan nilai keadilan menuntut tanggung jawab yang sama dari semua orang untuk saling menerima tanpa mempersoalkan perbedaan dan memperjuangkan hak orang lain dengan cara memenuhi kewajiban sendiri. Raja Salomo memberikan teladan memperlakukan semua orang dengan adil tanpa pandang bulu. Hikmat Allah menuntunnya untuk selalu dapat menyelesaikan masalah dengan tepat. Kepada dua wanita yang memperebutkan seorang bayi yang masih hidup, Salomo memberi keputusan yang adil (1 Raj. 3:16-28). Salomo tahu bahwa salah satu ibu tersebut sedang berbohong. Raja Salomo juga berkewajiban memberikan hak mereka terhadap anak yang sedang diperebutkan. Kata raja, “Penggallah anak yang hidup itu menjadi dua dan berikanlah setengah kepada yang satu dan yang setengah kepada yang lain” (1Raj. 3:25).

Perintah ini mengarahkan keputusan raja, kepada siapa ia menyerahkan anak itu untuk diasuh. Ibu kandung bayi akan rela memberikan bayinya kepada orang lain asalkan anaknya selamat.Tetapi, ibu yang berbohong tidak punya belas kasihan. Keadilan akan menuntun kepada kebenaran. Tindakan yang adil akan memenuhi HAM bagi setiap orang.

D. Kasih

Allah telah menempatkan manusia pada derajat tertinggi di antara semua ciptaan-Nya. Allah mengasihi manusia sekalipun telah jatuh ke dalam dosa. Allah tidak dapat mengurangi kasih- Nya dengan alasan apa pun. Semua manusia telah berdosa dan hidup di dalam dosa. Tindakan Allah mengurbankan PuteraTunggal-Nya untuk menebus manusia adalah tindakan mengangkat manusia dari perbudakan oleh dosa menjadi manusia merdeka dalam penyelamatan oleh Kristus. Kasih itu memperbarui dan memberi kehidupan baru yang diberkati sekaligus mengembalikan manusia pada harkatnya yang mulia. Kasih-Nya mengampuni dan menyelamatkan.

Dalam HAM, kasih menjadi nilai penting. Tanpa kasih, mustahil seseorang dapat meng¬hormati dan menghargai orang lain dengan tulus. Tanpa kasih, mustahil manusia dapat saling menerima dan mengampuni. Tanpa kasih, mustahil ada keadilan. “Dan perintah ini kita terima dari Dia. Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya” (1 Yoh. 4:21). “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendak¬lah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat” (Rm. 12:9-10).

RANGKUMAN

    • Pemahaman dan pengakuan terhadap nilai-nilai hak asasi manusia berlaku sama dan universal bagi semua bangsa dan negara di dunia.

    • Iman Kristen menentang semua perilaku dan sikap yang tidak menghormati dan menghargai manusia sebagai ciptaan Allah yang paling mulia.

    • Hak hidup setiap manusia sebagai pribadi dan perseorangan sekaligus merupakan kewajiban setiap orang.

menganalisis materi 1

1. Bacalah dan pilihlah salah satu dari beberapa tema berikut:

a. Yohanes 14:1-42

b. 2 Samuel 4:4,9:1-13,16:1-4,19:24-30

c. Kisah Para Rasul 5:1-11

2. Tentukan pokok-pokok penting yang berhubungan dengan HAM pada ayat-ay; tersebut.

3. Rumuskan pelajaran-pelajaran berharga dari setiap bagian ayat.

4. Jelaskan sikap dan perilaku yang menghargai HAM dalam ayat tersebut.

5. Bagaimana orang Kristen pada masa ini dapat melakukannya?